Kamis, 17 Juni 2010

ANDAI KUBERIKAN SEMUANYA..........

Seperti biasa ketika hari Jum’at tiba para kaum lelaki berbondong-bondong menunaikan ibadah Sholat Jum’at ke Masjid, ketika itu ada seorang Sahabat sedang bergegas menuju ke Masjid di tengah jalan berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntunnya, lalu sahabat ini dengan sabar dan penuh kasih membimbingnya hingga tiba di masjid.
Pada hari yang lain ketika waktu menjelang Shubuh dengan cuaca yang amat dingin, Sahabat tersebut hendak menunaikan Jama’ah Sholat Shubuh ke Masjid, tiba-tiba ditengah jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan, kebetulan Sahabat tadi membawa dua buah mantel, maka ia mencopot mantelnya yang lama untuk diberikan kepada lelaki tua tersebut dan mantelnya yang baru ia pakai

Pernah juga pada suatu ketika Sahabat tersebut pulang ke rumah dalam keadaan sangat lapar, kemudian sang istri menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging, namun tiba-tiba ketika hendak memakan roti yang sudah siap santap untuk dimakan tadi datanglah seorang musafir yang sedang kelaparan mengetuk pintu meminta makan, akhirnya roti yang hendak beliau makan tersebut dipotong menjadi dua, yang sepotong diberikan kepada musafir dan yang sepotong lagi beliau memakannya.

Maka ketika Sahabat tersebut wafat, Rosulullah Muhammad SAW datang, seperti yang telah biasa dilakukan beliau ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia Rosulullah mengantar jenazahnya sampai ke kuburan. Dan pada saat pulangnya disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu.

Kemudian Rosulullah berkata,” Tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafatnya?”

Istrinya menjawab, saya mendengar dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal” “Apa yang di katakannya?” “saya tidak tahu, ya Rosulullah, apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum wafat, ataukah pekikan pedih karena dasyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong."

“Bagaimana bunyinya?” desak Rosulullah.

Istri yang setia itu menjawab, “suami saya mengatakan “Andaikata lebih panjang lagi……andaikata yang masih baru..…. andaikata semuanya…….”
hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam keadaan tidak sadar,ataukah pesan-pesan yang tidak selesai?”

Rosulullah tersenyum.”sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru,”ujarnya.

Jadi begini. pada suatu hari ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat jum’at. Ditengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun.

Maka suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas penghabisan, ia menyaksikan betapa luar biasanya pahala amal sholehnya itu, lalu iapun berkata “andaikan lebih panjang lagi”. Maksud suamimu, andaikata jalan ke masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanya lebih besar lagi.

Ucapan lainnya ya Rosulullah?” tanya sang istri mulai tertarik.

Nabi menjawab,”adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala, ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan.

Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia mencopot mantelnya yang lama, diberikannya kepada lelaki tersebut. Dan mantelnya yang baru lalu dikenakannya.

Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, “Coba andaikan yang masih baru yang kuberikan kepadanya dan bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi”.Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.

Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya, ya Rosulullah?” tanya sang istri makin ingin tahu.

Dengan sabar Nabi menjelaskan,”ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba- tiba seorang musyafir mengetuk pintu dan meminta makanan.

Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong, yang sebelah diberikan kepada musyafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan nazak, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya itu. Karenanya, ia pun menyesal dan berkata ‘ kalau aku tahu begini hasilnya, musyafir itu tidak hanya kuberi separoh. Sebab andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti ganjaranku akan berlipat ganda.

Sabahatku, coba kita lihat apa kata Al-Qur’an :
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri”. (Al-Isra:7)

Mungkin Anda yang kritis akan bertanya, kok Rosulullah tahu masa lalu Sahabat tersebut ya ? , Karena posisi Rosulullah SAW sudah berada di PUSAT INFORMASI, kita pernah mendegar pepatah modern ‘ Siapa yang menguasai informasi, dialah yang paling berkuasa di dunia ini’, maka sangat pantas dan wajar kalau Islam pada waktu itu barkuasa karena kepada negaranya berada di PUSAT INFORMASI, apakah kita bisa sampai ke Pusat Informasi itu? tentu saja bisa, karena Rosulullah adalah manusia biasa seperti kita, dan kitapun bisa copy paste karateristik beliau. Jadi kalau kita ingin berada di PUSAT INFORMASI kita harus berupaya memeras tenaga dan fikiran untuk mengcopy paste Karateristik Rosulullah SAW

Sabtu, 23 Januari 2010

Pribadi Muslim

Bismillahirrahmaanirrahiim..
1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih).
Salimul aqidah merupakan sesuatu yg harus ada pada setiap muslim. Dgn aqidah yg bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yg kuat kepada Allah SWT. Dgn ikatan yg kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dgn kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yg artinya: .
"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam" (QS. 6:162). .
Karena aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam awal da'wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid.
2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar).
Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yg penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: . "Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat". Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kpd sunnah Rasul SAW yg berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh).
Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yg harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dgn makhluk-makhluk-Nya. Dgn akhlak yg mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yg mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yg agung shg diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Qur'an. .Allah berfirman yg artinya: "Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung" (QS. 68:4).
4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani).
• Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yg harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh shg dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dgn fisiknya yg kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yg harus dilaksanakan dgn fisik yg sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. .
• Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sbg sesuatu yg wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi. Namun jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yg penting, maka Rasulullah SAW bersabda yg artinya: "Mukmin yg kuat lebih aku cintai daripada mukmin yg lemah (HR. Muslim)
5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir).
• Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yg juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adl fatonah (cerdas). Al Qur'an juga banyak mengungkap ayat-ayat yg merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yg artinya: "Mereka bertanya kepadamu ttg khamar dan judi. Katakanlah: " pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yg mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yg lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir" (QS 2:219) .
• Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yg harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dgn aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yg luas. .Bisa dibayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. .
• Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang, sebagaimana firman Allah yg artinya: Katakanlah: "samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?"', sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". (QS 39:9)
6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu).
• Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yg harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yg baik dan yg buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yg baik dan menghindari yg buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dlm melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yg ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yg artinya: "Tidak beriman seseorang dari kamu shg ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yg aku bawa (ajaran Islam)" (HR. Hakim)
7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu).
• Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yg begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur'an dgn menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya. .
• Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yg sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yg 24 jam itu, ada manusia yg beruntung dan tak sedikit manusia yg rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yg menyatakan: "Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu". Waktu merupakan sesuatu yg cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. .
• Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan).
• Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur'an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. .
• Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat , berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yg mesti mendapat perhatian serius dlm penunaian tugas-tugas.
9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha mandiri).
• Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yg harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yg amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yg telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yg baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur'an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yg sangat tinggi. .
• Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau ketrampilan.
10. Nafi'un Lighoirihi (bermanfaat bagi org lain).
• Nafi'un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik shg dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yg baik dlm masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yg artinya: "Sebaik-baik manusia adl yg paling bermanfaat bagi orang lain" (HR. Qudhy dari Jabir). .
• Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al Qur'an dan sunnah. Sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing

Senin, 21 Desember 2009

Belajar dari Belalang

ada kisah inspiratif tentang belalang yang patut kita simak. Seekor belalang telah lama terkurung di dalam sebuah kotak. Suatu hati ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain, namun dia keheranan mengapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran dia menghampiri belalang lain itu dan bertanya, “Mengapa Kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan, “Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan .”

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Kadang-kadang kita manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman, tradisi, dan kebiasaan bisa membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita. Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam-dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.

Tahukan Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa di ikat hanya dengan seutas tali yang terikat pada sebilah pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kakinya, padahal “sesuatu” itu bisa jadi hanya seutas tali kecil… Pernahkah Anda bertanya kepada diri Anda sendiri bahwa Anda bisa “melompat lebih tinggi dan lebih jauh” kalau Anda mau menyingkirkan “penjara” itu?

Tidakkah Anda ingin membebaskan diri agar Anda bisa mencapai sesuatu yang selama ini Anda anggap di luar batas kemampuan dan pemikiran Anda? Sebagai manusia kita berkemampuan untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami.

Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin Anda capai. Sakit memang, lelah memang, tapi jika Anda sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar. Pada dasarnya, kehidupan Anda akan lebih baik kalau Anda hidup dengan cara hidup pilihan Anda sendiri, bukan dengan cara yang dipilihkan orang lain untuk Anda.

Minggu, 06 Desember 2009

blogku sayang....

telah lama tak bersua dengan dirimu....
sungguh aku sangat merindukanmu...
afwan ya blogku,engkau tidak pernah ku buka...
insya Allah nanti aku akan sering buka dech....
hehehehehe......

Rabu, 01 Juli 2009

salam ukhuwah......

Assamualaikum wr wb.....
ukhuwah itu begitu indah tidak tergantikan oleh apapun....
suka,duka dilewati bersama sahabat2....
kelelahan tergantikan oleh canda n tawa.....
untuk sahabat-sahabatku yang berjuang di jalan dakwah
uhibukifillah.... :-)